get app
inews
Aa Text
Read Next : Institut Pahlawan 12 Adakan Pertemuan dengan Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa

Berdirinya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia di Pangkalpinang

Selasa, 07 Desember 2021 | 14:17 WIB
header img
Trikasih Munthe, mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UBB. (Foto: Dok)

GERAKAN Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) adalah organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada tanggal 9 Februari 1950.

Nilai yang menjadi kelebihan GMKI adalah berdoa, bersaksi, bersekutu, berkreasi, dan belajar. Selain nilai, GMKI juga memiliki prinsip yaitu, kemamhasiswaanya, kekristenannya, ke Indonesiannya. GMKI juga memiliki tri panji yaitu, tinggi iman, tinggi ilmu dan tinggi pengabdian. GMKI bukanlah organisasi yang bersifat politik, tetapi organisasi yang bersifat gerejawi.

Pada dasarnya, organisasi kemahasiswaan semuanya pasti bertujuan untuk mendidik anggotanya supaya anggota siap untuk bersaing di masyarakat. GMKI tidak jauh berbeda dengan organisasi kemahasiswaan lainnya, tetapi GMKI mempunyai kelebihan yaitu memiliki jaringan diseluruh Indonesia. GMKI adalah dan harus menjadi pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadi suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab, atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia.

GMKI kemudian berkembang dengan berdirinya cabang-cabang GMKI di berbagai wilayah Indonesia. Dalam transisi kepemimpinan nasional di era Ode Lama, Orde Baru, era Reformasi dan pada masa kini, GMKI mencoba memainkan perannya sebagai wujud semangat nasionalisme dan ekumenisme. Salah satunya yaitu cabang Pangkalpinang.

Pendiri GMKI cabang Pangkalpinang adalah Goklas Hutagaol dan alasannya mendirikan adalah karena tidak adanya wadah untuk mahasiswa Kristen di Bangka khususnya Pangkalpinang. Kita ketahui, selama ini mahasiswa Kristen tidak ada yang memperhatikan karena greja pun dengan kesibukan masing-masing, dan dulu mahasiswa Kristen di beberapa kampus tidak terlalu diperhitungkan oleh mahasiswa lainnya. 

Ketika awalnya, GMKI tumbuh dari kelompok-kelompok doa dan diskusi-diskusi hingga akhirnya membentuk suatu organisasi kemahasiswaan yang permanen. Kedua semangat diatas telah membawa sejarah GMKI menjadi salah satu kekuatan gerakan pro-demokrasi dalam mewujudkan nilai-nilai demokrasi, penegakan hukum dan hak asasi manusia.

Dibalik berdirinya GMKI Pangkalpinang ada orang-orang yang sudah memperjuangkan agar diizinkan. Goklas Hutagaol ditemani senior GMKI pendeta Yoelyang, dulu melayani di salah satu gereja di Pangkalpinang. Dialah yang membantu membentuk GMKI dan juga membentuk panitia agar cabang ini bisa terbentuk. 

Ada banyak strategi yang Goklas Hutagaol lakukan agar gerakan ini tetap berjalan, antara lain mengenal dan merangkul semua anggota khusus badan pengurus cabang, yaitu mengenal semua karakter agar bisa untuk mengarahkan mereka untuk menjalankan tugas dan tupoksi mereka masing-masing. Dan penekanan kepada pengurus cabang supaya benar-benar mengerjakan program-programnya, membangun dinamika organisasi diantar badan pengurus cabang untuk mengembangkan nilai-nilai kritis badan pengurus cabang, melakukan kolaborasi kepada PGIW (Persatuan Gereja Indonesia), pemprov, polda, pemkot, polres, PT Timah dan Cipayung plus. Dan tentu saja Goklas Hutagaol dalam kepengurusannya melakukan regenerasi dan kaderisasi.

GMKI merupakan tempat persiapan kader dengan kompetensi dalam iman, ilmu, kepemimpinan dan kepekaan sosial yang dapat diaplikasikan dalam tiga medan pelayanannya yakni, gereja, perguruan tinggi dan masyarakat. Dalam melakukan pelayanannya, GMKI membangun kerja sama dengan beberapa institusi seperti Gereja, Universitas, LSM, media, aktif dalam kelompok Cipayung (GMKI, GMNI, PMKRI, HMI, PMII) dan FKPI (Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia) dengan berbagai program kerja sama. GMKI juga berafiliasi dengan Federasi Mahasiswa Kristen se-Dunia (WSCF) dan saat ini membangun jaringan dengan Perkumpulan Organisasi Kristen dalam bidang Sosial se-Asia (ACISCA).

Mulai sejak terbentuknya GMKI, sudah sangat banyak kegiatan positif yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat, misalnya pembagian sembako saat masa pandemi, membersihkan pantai, berkunjung ke panti asuhan, membantu mengumpulkan biaya untuk bencana alam dan banyak hal lainnya.  **

 

Artikel oleh Trikasih Munthe,  Jurusan Sosiologi FISIP UBB

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut