get app
inews
Aa Text
Read Next : Dr Hinca Gelar Bedah Buku Save Babel di Bangka Tengah, Berisi 8 Rekomendasi untuk Prabowo-Gibran

Ini yang Dilakukan Algafry Rahman Terkait Merosotnya Harga Sawit

Rabu, 06 Juli 2022 | 20:01 WIB
header img
Bupati Bangka Tengah, Algary Rahman. (Foto: lintasbabel.id/ Rachmat Kurniawan)

BANGKA TENGAH, lintasbabel.id - Terkait keluhan petani sawit terkait harga Tandan Buah Segar (TBS) yang terus mengalami penurunan hingga dibawah Rp1.000 per kilogram. Bupati Bangka Tengah (Bateng), Algafry Rahman terus berupaya untuk mencari tahu penyebab harga TBS yang terus merosot tajam saat ini.

Ia turut merasakan apa yang dirasakan para petani sawit sehingga upaya agar harga TBS sawit kembali  normal terus dilakukan.

Setelah beberapa waktu lalu mendatangi Pj. Gubernur Provinsi Bangka Belitung, kali ini Algafry Rahman didampingi Kepala Dinas Perindustrian perdagangan dan UMKM Bangka Tengah mendatangi Kementerian Perdagangan RI untuk menyampaikan keluhan para petani sawit dan mencari tahu apa penyebab harga TBS saat ini anjlok.

"Kami sudah mendatangi Kementerian Perdagangan dan langsung bertemu dengan pak Menteri Perdagangan untuk mencari tahu apa penyebabnya harga sawit anjlok seperti ini," ujarnya pada Rabu (6/7/2022).

Ia pun mengemukakan bahwa salah satu penyebab harga TBS sawit ini anjlok disebabkan persoalan kebijakan pelarangan ekspor CPO beberapa waktu lalu, sehingga membuat stok CPO di dalam negeri melimpah dan berimbas harga TBS sawit anjlok.

"Untuk itu kami sampaikan kepada pak Menteri Perdagangan untuk meningkatkan ekspor CPO sehingga perusahaan sawit dapat mengoptimalkan penyerapan sawit para petani," ungkap Ketua DPRD Bangka Tengah 2014-2019 ini.

Menurut Algafry, saat ini pengusaha sawit yang ada di Bangka Tengah berharap ekspor CPO lancar kembali sehingga pabrik-pabrik bisa mengosongkan tangkinya.

"Kalau tangki sudah kosong, maka perusahaan akan berebut membeli tandan buah segar sehingga harga TBS sawit juga akan meningkat," ungkapnya.

Ia mengatakan. berdasarkan data Kementrian Perdagangan per 4 Juli 2022 diketahui persetujuan ekspor CPO, RBD palm oil, RDB palm olein dan UCO program percepatan melalui skema DMO Simirah tercatat mencapai 1,31 juta ton dengan angka realisasi sebesar 65,91% atau 885.500 ton sehingga volume yang belum terealisasi sebanyak 434.067 ton.

"Sementara itu persetujuan ekspor CPO, RBD palm oil, RBD palm olein dan UCO program percepatan melalui skema flush out ada sebanyak 1.09 ton dengan persentase realisasi sebanyak 645.327 ton atau setara 49,51% sehingga volume yang belum terealisasi sebayak 447.563 ton," terangnya.

Orang nomor satu di Bangka Tengah tersebut mengatakan dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan agar membuka ekspor CPO sehingga pabrik-pabrik pengolahan minyak sawit mentah untuk membeli TBS petani minimal harga terendah Rp 1.500 per kilogram.

"Apabila stok CPO cepat diekspor maka akan mempercepat pengurangan CPO pada tangki-tangki sehingga perusahaan sawit akan membeli TBS lebih harga, dan pak menteri perdagangan mengatakan dalam pertemuan kemarin harga beli TBS paling tidak Rp 1.600, Rp 2.000, Rp 2.500 atau bahkan bisa mencapai Rp 3.000 per kilogram," tandasnya.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut