BANGKA BARAT, lintasbabel.id - H-4 menjelang hari raya Idul Adha 1443 Hijiriah, sejumlah hewan kurban kambing sudah mulai dijual di Kawasan Jalan Jendral Sudirman, Muntok, Kabupaten Bangka Barat (Babar) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Untuk harga satu ekor kambing, saat ini berkisar antara Rp3,5 hingga Rp5,5 juta. Padahal sebelumnya, hanya berkisar antara Rp2,5 hingga Rp4,5 juta.
Menurut Yang Monalisa, salah satu penjual kambing di Muntok, mahalnya harga kambing ini dikarenakan minimnya pengiriman stok hewan kurban dari luar Pulau Bangka. Diketahui karena pembatasan yang diberlakukan pemerintah seiring merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Kalau tahun-tahun sebelumnya bisa 100 lebih ekor masuk, untuk tahun ini hanya ada puluhan. Untuk.penjualannya memang menurun, tapi menurunnya itu bukan karena harga, karena hewannya yang tidak ada tidak bisa masuk, karena PMK ini jadi sulit masuk," kata Yang Monalisa, Selasa (5/7/2022).
Yang Monalisa mengaku permintaan masyarakat terhadap hewan kambing tetap meningkat kendati ditengah-tengah isu penyakit mulut dan kuku (PMK).
Diketahui berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Bangka Barat per Kamis (30/6/2022), terdapat 163 kasus terkonfirmasi PMK yang menimpa hewan sapi.
"Sebenarnya permintaan banyak tahun ini, banyak yang datang kesini, yang langganan tiap tahun juga banyak. Cuma itu tadi, hewannya yang tidak ada. Alhamdulillah sejauh ini sudah terjual 55 ekor kambing, sisa 2 ekor yang belum," tuturnya.
Sementara, Kabid Peternakan, Dinas Petanian Dan Pangan (Distangan) Kabupaten Bangka Barat Agung Ari Wibowo menyampaikan jumlah hewan sapi yang ada baru sekitar 270 ekor, dan untuk kambing sekitar 900 ekor.
"Dari data kami di minggu kemarin itu kisar 270 puluhan hewan sapi, kambing diangka 900 itu data minggu kemarin, kalau minggu ini belum merekap.Kalau dalam suasana seperti ini kelihatannya kami memperkirakan itu tidak mencukupi, namun tidak terlalu banyak," ungkap Agung Ari Wibowo.
Mengenai hal itu, Agung berharap dalam beberapa hari kedepan hewan ternah dapat masuk ke Bangka Barat, agar kebutuhan masyarakat tercukupi.
"Kami setiap hari memantau dan mendapatkan laporan dari rekan-rekan penyuluh lapangan melaporkan tim kita juga melaporkan data ke Provinsi," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait