get app
inews
Aa Text
Read Next : Kunci Sukses Generasi Z dalam Persaingan Global Era 5.0

Kelangkaan dan Kenaikan Bahan Pokok dan Energi, Begini Kata Masyarakat

Jum'at, 22 April 2022 | 17:10 WIB
header img
BEM UBB saat aksi 21 April 2022 di Pangkalpinang. (Foto: Dok/ BEM UBB)

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Sekelompok mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) dengan tajuk "Rakyat Bantu Rakyat" menggelar aksi protes atas kelangkaan dan kenaikan sejumlah bahan pokok dan energi, serta kenaikan PPN 11%, Kamis (21/04/2022) di kawasan Alun-alun Taman Merdeka Kota Pangkalpinang.

Aksi protes dilaksanakan dengan cara pembagian minyak goreng, gula, dan BBM jenis pertalite secara gratis kepada masyarakat yang melintas di kawasan alun-alun. 

Dalam aksi protes tersebut, masyarakat yang hadir diberikan kesempatan menuliskan aspirasinya melalui tulisan yang telah disediakan. 

"Turunkan harga bahan pokok seperti minyak goreng, gula, beras. Turunkan juga BBM seperti pertamax dan pertalite," sebut salah satu warga yang hadir dalam aksi protes. 

Selaras dengan itu, warga lain yang hadir juga mengeluhkan hal yang sama.

"Turunkan harga kebutuhan pokok, karena penghasilan kami tidak bertambah. Kami hanya bisa mendoakan sistem pemerintahan semakin baik, sebab negara ini sudah semakin kacau," kata warga.


Salah satu warga menyampaikan aspirasinya kepada mahasiswa saat aksi 21 April 2022 di Pangkalpinang. (Foto: Dok/ BEM UBB)

 

Fahlefi Aditama, Presiden Mahasiswa BEM KM UBB menyatakan, aksi ini tidak digelar di kantor DPRD atau Gubernur Bangka Belitung seperti umumnya karena memiliki beberapa alasan. 

"Belajar dari sejarah setidaknya dua tahun terakhir, ketika itu aspirasi masyarakat di seluruh penjuru Indonesia tidak didengarkan sekalipun oleh pemerintah, kecuali maksud mereka hanya untuk memfasilitasi kaum kapitalis dan oligarki serakah. Ini pesimisme kita. Makanya aksi kami gelar di alun-alun sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap pemerintah," katanya.

Sambungnya, tujuan utama aksi ini semata-mata hanya untuk meyakinkan masyarakat untuk bersatu melawan penindasan terhadapnya. 

"Sehabis pandemi yang gelap, ditambah berbagai masalah yang menimpa rakyat, sepatutnya terbitlah terang. Untuk itu, sumber keterangan ada dalam kekuatan bersama masyarakat melawan yang menindas kita," jawab Fahlefi. 

Di sisi lain, beberapa poin inti orasi mahasiswa berkaitan dengan masalah lain yang melanda rakyat Indonesia setidaknya dua tahun terakhir. 


Salah satu warga menyampaikan aspirasinya kepada mahasiswa saat aksi 21 April 2022 di Pangkalpinang. (Foto: Dok/ BEM UBB)

 

"Dosa terbesar negara ialah berbisnis dengan warga negaranya tanpa mementingkan kebutuhan dasarnya. Kejahatan terbesar pemimpin negara adalah tidak menyejahterakan rakyatnya, tetapi malah bermesraan dengan oligarki dan kapitalis," terang Dirga Ferdian, Wakil Ketua DPM 1 KM UBB saat menyampaikann orasinya. 

Lanjut Dirga, ia mencontohkan paket kebijakan yang tidak dikehendaki rakyat seperti, UU Ciptaker, UU Minerba, UU KPK, UU IKN, dan sejumlah kebijakan anti-rakyat lainnya, tetapi itu lah yang mereka loloskan.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut