Sudah Over Kapasitas, Pemerintah Ingin Bangun TPA Regional di Desa Paya Benua

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bangka Belitung dinilai sudah mengalami over kapasitas. Pemerintah merencanakan akan membangun TPA regional.
"Tujuan pembuatan TPA regional karena provinsi memang belum ada TPA regional, sehingga menjadi permasalahan, soal sampah yang harus diatasi. Munculah rencana ini untuk dapat menjadi solusi kedepan," jelas Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup, DLHK Pemprov Babel, Mega Oktarian, Senin ( 11/4/2022).
Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, merencanakan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional pengelolaan sampah secara terpadu akan dibangun di Desa Paya Benua, Kabupaten Bangka.
Mega mengatakan, masih banyak syarat yang harus dipenuhi, untuk dapat mewujudkan TPA regional dibangun di Desa Paya Benua, Kabupaten Bangka, sebelum akhirnya nanti dapat dibangun.
"Yang pertama pastikan kesesuaian lahan, kemudian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka apa bisa mengakomodir dan menentukan lokasi itu masuk RTRW harus sesuai," katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan aturan dari Balai Prasarana Permukiman Kementerian PUPR RI wilayah Bangka Beliting terdapat aspek penentuan sesuai dengan SNI 03-03241-1994, terkait kriteria regional.
"Meliputi kondisi geologi, hidrogeologi, kemiringan lahan dan jarak dengan lapangan terbang terdekat. Kriteria penyisih bagian umum yang meliputi batas administrasi, kapasitas lahan, kepemilikan lahan dan partisipasi masyarakat," lanjutnya.
Mega menambahkan, kriteria selanjutnya penyisih bagian lingkungan fisik yang meliputi tanah, sistem air tanah, bahaya banjir. Lalu Ketersediaan tanah penutup, akses jalan, lalu lintas, tata guna tanah, pertanian, daerah hutan lindung, kebisingan dan estetika.
Lebih jauh ia mengatakan, untuk pembangunan TPA regional, akan menggunakan pembiayaan dari pemerintah pusat. Tetapi untuk persoalan lahan yang harus diselesaikan pemprov pada tahun ini juga.
"Luas lahan sementara dibutuhkan 10 hektar akan tetap berkembang terus, terkait pembangunan TPA regional. TPA di kita ini sudah banyak over terutama di Kota Pangkalpinang," katanya.
TPA ini, dikatakanya tidak hanya sebagai penampung akhir, tetapi berbasis ramah lingkungan dan penyediaan energi.
"Bagaimana edukasi secara 3 R, atau sistem reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah, yang tidak termanfaatkan masuk ke TPA regional. TPA ini terintegrasi antara sumber sampah menjadi energi terbarukan," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan sampah yang diolah di TPA regional akan menghasilkan beberapa produk seperti pelet untuk energi listrik. Pembuatan kompos menyuburkan tananaman, pupuk dan gas metan untuk energi listrik, menjadi keperluan masyarakat setempat.
"Dengan catatan harus ada komitmen yang penuh semua unsur terkait menjalankan tupoksi dan SOP pembuatan TPA regional yang direncanakan ini. Apabila rencana bagus tidak ada komitmen penuh, maka tidak dapat dilakukan," tegasnya.
Menurutnya, TPA yang ada di Babel saat ini kondisinya telah over kapasitas sehingga sudah seharusnya dibangun TPA regional.
"Seperti TPA Kenanga di Bangka, dan TPA Parit Enam di Pangkalpinang pola masih open dumping, sampah masuk ditumpuk tidak ada pemilihan dan pemanfaatan energi. Seharusnya ada TPA bersifat RDF refuse derived fuel (RDF) sampah yang mudah terbakar dan terpisahkan dari bagian yang sulit terbakar melalui proses pencacahan, pengayakan dan klasifikasi udara," terangnya.
Editor : Muri Setiawan