JAKARTA, lintasbabel.id - Sejumlah daerah di Indonesia, mulai berencana menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengingatkan agar keselamatan peserta didik dan guru harus diutamakan.
"Di sejumlah daerah kasus positif Covid-19 memperlihatkan tren menurun. Upaya pembukaan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah hendaknya mengutamakan keselamatan guru dan peserta didik," kata Lestari yang akrab disapa Rerie, Jumat (27/8/2021).
Mengutip data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi ( Kemendikbudristek ) per Mei 2021, kata Rerie, jumlah sekolah yang terdampak pandemi Covid-19 di Indonesia sebanyak 407.000 sekolah, 3,4 juta guru serta 56 juta siswa.
Saat ini, kata dia, sejumlah daerah merencanakan pembukaan kembali sekolah untuk PTM dalam beberapa bulan mendatang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahkan sudah bersiap untuk menggelar PTM secara terbatas pada 30 Agustus 2021.
"Perubahan proses belajar mengajar dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi ini memang berdampak bagi peserta didik mengalami learning loss," terang politikus Partai Nasdem ini.
Learning loss, kata Rerie, dimaknai sebagai situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus serta kemunduran secara akademis, karena kesenjangan yang berkepanjangan atau tidak berlangsungnya proses pendidikan.
"Untuk menghindari kondisi itu berlanjut, berbagai upaya harus dilakukan agar peserta didik dan guru tetap mampu menjalankan proses belajar mengajar dengan hasil sesuai target yang ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku," ujar Rerie.
Pengalaman dalam pelaksanaan PJJ selama lebih dari 1,5 tahun di masa pandemi, menurut Rerie, bisa dijadikan bahan evaluasi untuk menentukan pola-pola terbaik dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang tepat.
Kehati-hatian dalam melaksanakan PTM, lewat pelaksanaan secara terbatas terlebih dahulu merupakan langkah yang bijak sebelum ditemukan tata kelola pembelajaran yang tepat di masa transisi ini.
"Luasnya wilayah Indonesia dengan keragaman kondisi geografis yang ada, harus memberikan pilihan bagi setiap pemangku kepentingan di daerah untuk menerapkan pola-pola pembelajaran yang tepat dan aman bagi para peserta didik dan guru, sesuai dengan tantangan di daerah tersebut," tuturnya.
Anggota Komisi X DPR ini menegaskan, pemetaan jenis pola yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar di setiap daerah, harus segera dilakukan agar kebutuhan sarana dan prasarana pendukungnya bisa segera direalisasikan.
Ia pun berharap, para pemangku kepentingan di daerah dapat menerapkan pola belajar mengajar yang tepat dan aman bagi peserta didik dan guru, di tengah upaya pengendalian Covid-19 yang menunjukkan hasil yang semakin baik.
"Terpenting, keselamatan peserta didik dan pengajar adalah yang utama dalam menentukan pola belajar mengajar yang tepat," katanya.
Di masa pandemi Covid-19 ini, Rerie menambahkan, tentu saja penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 merupakan syarat penting dalam setiap penyelenggaraan aktivitas yang melibatkan banyak orang, termasuk PTM.
Di sisi lain, kreativitas para pengajar dan pemangku kepentingan harus ditingkatkan agar mampu membuat bahan ajar yang menarik bagi peserta didik.
"Sehingga mampu meningkatkan minat belajar, meski terjadi sejumlah penyesuaian dalam pola pengajaran saat ini," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan