get app
inews
Aa Read Next : Siapa Pemilik Burger King, di Indonesia Ternyata Sudah Ada Sejak Era 80-an

Makan Siang Gratis Dibahas Kabinet Jokowi, Pengamat : Jangan Bahas Moral dan Etika

Jum'at, 01 Maret 2024 | 15:16 WIB
header img
Direktur Eksekutif Jaringan Moderate Indonesia, Islah Bahrawi. Foto: twitter (X)/ Islah Bahrawi Official.

JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Direktur Eksekutif Jaringan Moderate Indonesia, Islah Bahrawi mempertanyakan keputusan pemerintah untuk membawa janji kampanye Prabowo-Gibran kedalam rapat kabinet. Padahal program makan siang gratis tersebut tidak ada keterkaitannya dengan pemerintah yang saat ini masih menjabat hingga Oktober 2024.

Diketahui bersama, pada Senin, 26 Februari 2024, presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet paripurna yang menghasilkan keputusan untuk memasukkan program kampanye paslon 02 Prabowo-Gibran berupa program makan siang gratis kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), serta kerangka ekononi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) 2025.

Keputusan ini dinilai aneh oleh Direktur Eksekutif Jaringan Moderate Indonesia, Islah Bahrawi. Pasalnya, janji atau program kampanye pilpres berupa makan siang gratis ini semestinya direncanakan dan dijalankan oleh paslon pemenang pemilu, bukan oleh presiden yang saat ini menjabat.

Hal ini disampaikan oleh Islah Bahrawi saat diundang menjadi narasumber perbincangan di Kompas TV beberapa hari yang lalu. Menurut Bahrawi seharusnya pemerintah yang sedang berkuasa tidak perlu mengakomodir program atau janji kampanye suksesornya.

Ditegaskan Islah Bahrawi, kondisi keuangan negara yang tahun 2023 saja mengalami defisit sebesar 347 Trilyun seharusnya tidak dibebani dulu dengan program yang diperkirakan akan menyedot APBN sebesar 100 hingga 120 Trilyun Rupiah per tahun ini.

"Kalo kita berbicara tentang program makan siang gratis ini kita berbicara soal anggaran sebenarnya. Yang membuat saya heran juga kenapa harus dibahan oleh pemerintahan hari ini, sementara kita tahu APBN 2023 mengalami defisit dan anggaran untuk tahun ini sedang berjalan dan kita tidak tahu kedepan itu akan sepetti apa anggaran kita, apakah kita mengalami defisit juga seperti tahun 2023 kemaren. Tapi yang menjadi satu point terpenting dari saya adalah bagaimanapun program makan siang gratis ini adalah program Prabowo-Gibran yang mengherankan buat saya, mengapa Jokowi seolah-olah ingin mengambil panggung itu, seolah-olah program ini adalah bagian dati legacynya Jokowi." kata Islah Bahrawi.

"Padahal ini betul-betul orisinil, genuine pemikiran dari Prabowo-Gibran, tapi kenapa pak Jokowi seolah-olah men-take over program ini, seolah-olah dia ingin memanggungkan berada di dalam panggung dia," tambah Bahrawi.

Bahrawi bahkan secara tegas mengkritisi lemahnya moral dan etika yang sedang dipertontonkan di masa akhir pemerintahan presiden Jokowi ini.

"Menurut saya, pak Jokowi sangat optimis bahwa Prabowo-Gibran akan menjadi pemenang, yang kedua meski banyak pengamat yang mengatakan bahwa ini kok sepertinya tidak etik, kita tidak usah lagi membahas soal moral, soal etik, ketika semua dimulai dari penyimpangan moral dan etik, kita tidak perlu berekspektasi banyak tentang moral dan etik. Sudahlah lupakan itu semua, sekarang ini suka-suka pak Jokowi lah."pungkas Islah Bahrawi.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut