get app
inews
Aa Text
Read Next : Polda Babel Ringkus 298 Tersangka Narkoba

Kisah Mahasiswa Babel Lolos dari Perang Saudara di Sudan, Saksikan Rudal Melintas di Atap Rumah

Selasa, 02 Mei 2023 | 19:33 WIB
header img
Mahasiswa asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Gibran Ibastanta, disambut isak tangis orang tuanya saat tiba di Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Irwan Setiawan.

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Lolos dari perang saudara di Sudan, seorang mahasiswa asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Gibran Ibastanta, disambut isak tangis orang tuanya saat tiba di Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang. Terpantau, Gibran Ibastanta, tiba di Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang pada Selasa ( 2/5/2023) pukul 18:00 WIB dan langsung disambut oleh kedua orang di depan pintu kedatangan. 

Tidak banyak berkata-kata, ibu Gibran langsung memeluk anaknya dengan penuh haru dan tidak menyangka anaknya bisa lolos dari perang saudara yang terjadi di negara Sudan. 

Diketahui sebelumnya, Gibran merupakan mahasiswa Jurusan Hadist yang telah menempuh semester IV di Universitas Internasional Afrika Khartoum

Jarak pertempuran antara tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) itu cukup dekat dari kontrakan Gibran di Arkaweet Sudan. Bahkan dia turut merasakan masa-masa mencekam, ketika perang saudara Sudan pecah lagi pada 15 April 2023 lalu. 

Kepanikan dan ketakutan pun tak terelakkan, hingga membuat suasana benar-benar menakutkan. Desing peluru tak henti terdengar setiap hari. Rudal melintas di atap rumah hingga membuat rumah bergetar. 

"Untuk hari pertama di rumah, kita tidak ada apa-apa ya, kita masih diperbolehkan untuk keluar, cuman hari kedua itu mencekam banget, rudal itu lewat rumah kita, dan itu rumah kita kayak gempa banget," kata Gibran Ibastanta, Selasa (2/5/2023). 

Lebih dari itu, Gibran menuturkan selama 12 hari bertahan di zona perang dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia bersama mahasiswa yang lainnya bertahan dengan makanan apa adanya. 

"Untuk makan dan minum pertama-tama itu masih bisa makan telor, tetapi selanjutnya makan apa adanya, untuk bisa keluar dari rumah sekitar 12 hari," tuturnya.

Atas kejadian tersebut ia sangat berterimaksih kepada pemerintah Indonesia yang sudah berhasil mengevakusi mahasiswa Indonesia di Sudan, dan bisa bertemu bersama keluarga dengan selamat. 

"Sangat berterimakasih kepada pemerintah Indonesia, KBRI dan stafnya, serta relawan yang ada di Sudan yang telah membantu kita untuk keluar dari zona merah tersebut, zona konflik perang antar saudara," ujarnya.

Sampai berita ini diterbitkan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah memulangkan 949 WNI yang ada di Sudan ke Tanah Air.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut