BELITUNG TIMUR, Lintasbabel.iNews.id – Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Bangka Belitung (Babel) bekerjasama dengan Pemerintah Desa Gantung Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur (Beltim), mengadakan pelatihan Inovasi Pemasaran Produk Berbasis Digital Untuk Pelaku UMKM, Senin (24/1/2023) kemarin.
Abdul Rachim atau yang akrab disapa Pak Boim, narasumber kegiatan pelatihan inopvasi pemasaran produk berbasis digital di Desa Gantung. Foto: Istimewa.
Kegiatan diikuti 22 orang peserta dari pelaku UMKM dan siswa Madrasah Aliyah yang memiliki usaha. Hadir sebagai narasumber adalah Abdul Rachim, S.Stp selaku Sekretaris Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kabupaten Beltim.
Kegiatan ini sendiri untuk mendorong pelaku UMKM meluaskan pemasaran produk dan juga dapat mengembangkan UMKM yang ada di Desa Gantung.
Abdul Rachim atau yang akrab disapa Pak Boim menjelaskan tentang program yang berasal dari hal-hal sederhana, kemudian bisa dikembangkan contohnya Belitung terkenal akan kopinya maka seorang pelaku UMKM bisa memanfaatkan peluang dengan menanam kopi sendiri, mengolah, mengemas, membuat brand hingga bisa dipasarkan.
“Contoh lain melihat peluang dari banyaknya ikan tongkol, juga bisa dikembangkan menjadi Sambal Lingkong. Karena itu, seorang pelaku UMKM bisa memanfaatkan peluang menjadi pengusaha dari hal-hal sederhana,” katanya.
Berbicara tentang UMKM, lanjutnya, setelah menghasilkan sebuah produk tentu seorang pengusaha harus melakukan pemasaran.
“Kita bisa memanfaatkan sosial media seperti facebook, instagram, youtube atau marketplace seperti shopee, lazada, tokopedia, bukalapak dan yang lainnya. Inilah inovasi yang bisa dimanfaatkan dalam pemasaran produk, sehingga kita tidak perlu mendatangi pasar atau mendatangi satu-persatu konsumen, cukup duduk diam di rumah, kita bisa menghasilkan dan membantu perekonomian keluarga,” katanya.
“Belitung terkenal akan wisata ini juga bisa menjadi peluang bagi pelaku UMKM karena setiap orang yang datang berwisata 55% sudah pasti akan mencari makanan kuliner buatan Belitung” ucapnya lagi.
Hal ini menjadi peluang masyarakat berkreasi dalam pengembangan UMKM, dan pada saat wisatawan akan kembali pulang, kata Pak Boim, tentu tidak lupa dengan oleh-oleh sehingga ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM dalam menciptakan produk yang bisa menarik minat wisatawan.
“Maka dari itu, jika seorang bisa melihat peluang Belitung sangat memiliki potensi dalam mengembangkan pengusaha-pengusaha kecil yang ingin berkembang,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan tentang pepatah Jepang yaitu “Ambil pembelajaran dari negeri luar sesuaikan dengan budaya kite” maksudnya lihat produk dari luar sesuaikan dengan bahan produk lokal, sehingga bisa memiliki produk yang sama bagusnya, namun bisa dijual sesuai budget masyarakat lokal.
Boim juga menjelaskan tentang permodalan bagi siswa yang sekolah di SMK Tataboga melalui program kerjasama antara SMK dengan pemerintahan daerah, yang mana setiap ada kegiatan pemerintahan daerah, makanan dan minuman dalam kegiatan tersebut dibuat dari para siswa yang bersekolah di SMK Tataboga semasa bersekolah.
“Uangnya disimpan, sehingga pada saat sudah lulus, siswa sudah memiliki modal untuk membuka usaha,” ujarnya.
Terakhir, Boim juga menjelaskan tentang setiap pelaku UMKM yang ingin mendaftarkan diri dan produk ke marketplace, maka dia akan siap membantu, mulai dari daftar perizinan dan pembayaran dengan sistem QRIS.
Editor : Muri Setiawan