Guru Besar Universitas Al-Qorowiyin Kerajaan Maroko Ceramah Agama di Ponpes Hidayatussalikin

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Prof. Dr. Maulana Sayyid Idris bin Muhammad Said Al-Fihri Al-Fasi, guru besar dan sekaligus Wakil Rektor Universitas Al-Qorowiyin Kerajaan Maroko mengisi ceramah agama di Pondok Pesantren Hidayatussalikin Pangkalpinang. Syaikh Idris juga merupakan ahli sufi, mursyid Thoriqoh Qodiriyah Sadziliyah Fasiyah.
Pondok pesantren Hidayatussalikin satu-satunya tujuan kunjungan Syaikh Idris ke Indonesia berdasarkan hasil Istikharah yang telah dilakukan.
Dalam kunjungan Syaikh Idris Al-Fihri Al-Fasi didampingi oleh istri dan juga putranya serta Dewan Masyaikh Zawiyah Ar-Raudhah KH. Ahmad Marwazi al Batawi al Makki.
Kedatangan rombongan Syaikh Idris bin Muhammad Said Al-Fihri Al-Fasi beserta rombongan disambut langsung pimpinan Pondok Pesantren Hidayatussalikin Pangkalpinang, KH. A. Ja'far Shidiq di Bandara Depati Amir Pangkalpinang.
Untuk diketahui, Syaikh Idris Al-Fihri Al-Fasi, seorang ulama dunia yang senantiasa istiqomah mengkaji dan memberikan sejumlah kajian ilmiyah serta daurah dan suluk Islam, khususnya di Indonesia.
Kunjungan Syaikh Idris bin Muhammad Said Al-Fihri Al-Fasi juga sebagai bentuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan khidmah ilmiyah dengan Zawiyah Ar-Raudhah dan Jami’iyyah Ahlith-Thariqah Al Mu’tabarah An-Nahdliyyah untuk menyebarluaskan keilmuan dan menjaga nilai-nilai luhur keislaman, khususnya di Indonesia.
Pada ceramah Syaikh Idris bin Muhammad Said Al-Fihri Al-Fasi di Pondok Pesantren Hidayatussalikin Pangkalpinang menjelaskan tentang pentingnya mempelajari ilmu agama melalui para guru bersanad ilmu sampai kepada baginda Muhammad Rosulullah SAW. Mempelajari ilmu dari guru yang bersanad merupakan kewajiban karena ilmu yang dipelajari adalah ilmu yang hak, bukan sebagai ilmu yang bathil.
Oleh karena itu, para ahli tasawuf membagikan ilmu, khususnya menurut Imam Al-Ghozali menjadi dua, yakni ilmu fardhu 'ain dan ilmu fardhu kifayah. Eksistensi kehadiran pondok pesantren adalah untuk melanjutkan ilmu yang bersifat fardhu 'ain tersebut karena berhubungan langsung dengan ilmu agama yang sifatnya wajib dalam hal-hal tuntunan ibadah keagamaan.
"Seorang muslim, selain mempelajari ilmu fiqih, juga diharapkan mempelajari ilmu tasawuf dari para guru yang bersanad. Hal ini penting karena menurut Imam Al-Ghozali bahwa hikikat ilmu terbagi dalam tiga dimensi, yakni: ilmu yang berhubungan dengan qolbu (hati), ilmu yang berhubungan dengan aqlu (akal) dan ilmu yang berhubungan dengan al-hissyu (indra). Ketiga dimensi ini jika dipelajari dengan haq, maka akan mengantarkan seorang muslim menemukan hakikat ilmu yang benar sesuai dengan tuntunan baginda Muhammad SAW," kata Syaikh Idris dalam ceramahnya.
Pada bagian akhir ceramah Syaikh Idris bin Muhammad Said Al-Fihri Al-Fasi memimpin doa agar seluruh jamaah senantiasa diberikan limpahan rahmat dan barokah Allah SWT.
Editor : Muri Setiawan